menu

Minggu, 03 Juni 2012

Contoh Makalah Psikology, mengenai Kecerdasan Emosi


BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH
            Di dalam kehidupan kita  emosi kerap dianggap kalah penting dari pada pikiran. Tetapi dalam kenyataannya, hidup kita tidak pernah bebas dari pengaruh emosi. Emosi terkadang mendatangkan kesenangan, tetapi juga kesusahan, karena emosi cukup sulit untuk dikendalikan.
            Untuk memperjelas apa yang dimaksud dengan emosi, macam-macam emosi serta bagaimana memanfaatkan emosi dengan baik. Makalah ini bermaksud untuk membantu pembaca untuk bisa memahami beberapa ulasan tentang kecerdasan emosi. Dan akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan khususnya bagi kami selaku pemakalah.

2. RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang di maksud dengan emosi?
B. Apa saja macam-macam emosi itu?
C. Bagaimana memanfaatkan emosi dengan baik?
D. Apa gangguan emosi itu?





BAB II
PEMBAHASAN

1.      Hakekat Emosi
Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (bahasa Inggris: emotional quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. Sedangkan, kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan. Kecerdasan emosional (EQ) belakangan ini dinilai tidak kalah penting dengan kecerdasan intelektual (IQ). Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang[1]
Menurut Howard Gardner (1983) terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri.[2]
Dari mana emosi itu muncul, Apakah dari pikiran atau dari tubuh? Agaknya, tak seorangpun yang bisa menjawabnya dengan pasti. Ada yang mengatakan tindakan dulu (tubuh), baru muncul emosi. Ada pula yang mengatakan  emosi dulu (pikiran), baru muncul tindakan. Kita tidak mungkin memisahkan tindakan dan emosi, karena keduanya merupakan bagian dari keseluruhan. Meskipun begitu, ada prinsip yang bisa kita pegang, yaitu emosi akan menjadi semakin kuat bila diberi ekspresi fisik (Wedge, 1995). Misalkan saja, bila seseorang marah, lantas mengepalkan tinju, memaki-maki dan membentak-bentak, dia tidak mengurangi rasa amarahnya, tetapi justru kian menjadi marah. Sebaliknyanya, bila ia menghadapinya dengan cukupp santai, dan berupaya mengendorkan otot-ototnya yang tegang, kemarahannya akan segera reda. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa gangguan emosional tidak akan timbul, apabila orang dalam keadaan sepenuhnya santai.[3]
2.      Macam-macam Emosi
Atas dasar aktivitasnya, tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi empat macam,yaitu: (1)Marah, orang bergerak menentang sumber frustasi: (2)Takut,orang bergerak meninggalkan sumber frustasi; (3)Cinta, orang bergerak menuju sumber kesenangan;(4)Depresi,orang menghentikan resfons-resfons terbukanya dan mengalihkan emosi kedalam dirinya sendiri (Mahmud,1990:167).[4]
Dari hasil penelitiannya, John B. Watson (dalam Mahmud, 1990) menemukan bahwa tiga dari keempat respons emosional tersebut terdapat pada anak-anak, yaitu: takut,marah,dan cinta.[5]
A.    Takut
Pada dasarnya, rasa takut itu bermacam-macam.Ada yang timbul karena anak kecil sering ditakut-takuti atau karena berlakunya berbagai pantangan di rumah. Akan tetapi, ada juga rasa takut “naluriah” yang terpendam dalam hati sanubari setiap insan .seperti, rasa takut akan kegelapan , takut berada di tempat sepi tanpa teman atau yang lainnya.[6]
B.     Marah
Pada umumnya, luapan kemarahan lebih sering terlihat ketimbang rasa takut.kemarahan selalu kita lihat berhubungan dengan keadaan tertentu.kemarahan bisa juga timbul  sehubungan dengan keadaan yang sebetulnya tidak lazim untuk menimbulkan kemarahan. [7]
Kemarahan merupakan emosi yang amat sukar untuk menerima dan mengungkapkannya. Rasamarah merupakan menunjukkan bahwa perasaan kita tersinggung oleh seseorang, bahwa seseorang sudah tidak baik. Pada waktu kita tidak mau mengakui perasaan marah atau tidak mau mengungkapkannya, perasaan marah itu mengumpal atau berkumpul.jika kita memendamnya, perasaan marah itu  lama kelamaan akan menghilangkan tenaga dan semangat kita, dan perasaan itupun akan meledak dan membuat kita sendiri dan orang lain terkejut. Perasaan marah merupakan bagian dari kemanusiaan kita,dan bagian dari lelasi kita dengan orang lain.[8]
C.    Cinta
Apakah cinta? Sesungguhnya betapa sulitnya kita menjelaskan kata yang satu ini. Sama halnya ketika kita harus mendefinisikan ihwal kebahagiaan.cinta kasih adalah ibarat fundamen pendidikan secara keseluruhan.tanpa curahan kasih pendidikan yang ideal tidak mungkin bias dijalankan.[9]
Cinta merupakan emosi yang membawa kebahagiaan yang terbesar dan perasaan puas yang sangat dalam. Perasaan cinta dapat dialami secara mendalam dan mempengaruhi hidup kita. apa yang disebut dengan “jatuh cinta” menggambarkan apa yang dialami seseorang ketika sedang dikuasai emosi cinta yang hebat.[10]  



3.      Memanfaatkan Emosi dengan Baik
Menyembunyikan atau menyatakan emosi. Rasa cinta  dan rasa gembira ingin kita nyatakan kepada orang lain. Sebaliknya rasa salah,rasa malu dan benci cenderung kita sembunyikan. Kita masing-masing berbeda dalam kemampuan dan kemauan untuk membicarakan emosi kita dengan orang lain.banyak orang memandang emosi seperti rasa marah, rasa bersalah, rasa malu, iri dan benci sebagai emosi yang jelek. Mereka senang hanya menyatakan rasa gembira dan rasa cinta, tetapi rasa yang di anggap “jelek” disimpan saja. Hal ini yang menyebabkan rasa emosi itu bertambah sulit untuk di tanggung. Karena perasaan itu tidak dinyatakan sukar bagi kita untuk mengerti bahwa bukan hanya kita sendiri yang mengalami emosi seperti itu, melainkan setiap orang. [11]
Kita membutuhkan orang lain dan kelompok yang menolong satu sama lain sangat berfaedah bagi kita. Kita dapat memanfaatkan kecenderungan kita untuk berkumpul bersama, untuk menolong kita mempergunakan emosi kita dengan baik dan melindungi dalam keadaan kritis serta tekanan hidup.[12] Emosi fositif dapat mempererat hubungan. Emosi yang fositif bisa memberikan kenikmatan yang hakiki yang bersumber dari interaksi antara orang per orang. Kita bisa menikmati pengalaman bernegosiasi dan keuntungan personal dari persahabatan. Kita bisa berbicara dengan lebih menyenangkan tanpa dihantui oleh rasatakut mendapat serangan dari orang lain.[13]





4.   Gangguan Emosional
Sekarang ini banyak teori muncul untuk mencoba menjelaskan sebab musabab gangguan emosional. Teori-teori tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga kategori: lingkungan, afektif, dan kognitif (hauck, 1967).[14]
A.    Teori Lingkungan
Teori lingkungan ini menganggap bahwa penyakit mental diakibatkan oleh berbagai kejadian yang menyebabkan timbulnya stres. Pandangan tersebut beranggapan bahwa kejadian ini sendiri adalah penyebab langsung dari ketegangan emosi. Teori ini sama sekali tidak bisa menjelaskan mengapa pada suatu waktu kejadian tertentu membawa kesedihan, tetapi tidak demikian pada saat lain. Atau, mengapa seseorang bisa bersikap sangat tenang  terhadap kejadian yang tidak menguntungkan, sedangkan orang lain bila berhadapan dengan kejadian yang sama akan mengalami kecemasan. [15]
B.  Teori Afektif
Pandangan professional yang paling luas dianut mengenai gangguan mental adaalah pandangan yang berusaha menemukan pengalaman emosional bawah sadar yang dialami seorang anak bermasalah dan kemudian membawa ingatan yang di lupakan dan ditakuti ini ke alam sadar, sehingga dapat dilihat dari sudut yang lebih realistik. [16]
C. Teori Kognitif
Sekarang ini,hanya satu teori  kognitif utama yang patut dibicarakan, yakni”Psikoterapi Rasional Emotif” yang di temukan oleh Albert Ellis (1962). Menurut teori ini, penderitaan mental tidak disebabkan langsung oleh masalah kita atau perasaan bawah sadar kita akan masalah tersebut, melainkan dari pendapat yang salah dan irasional, yang disadari maupun tidk disadari akan masalah-masalah yang kita hadapi.[17]

5. Kesimpulan
A. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya.
B. Macam-macam emosi terbagi menjkadi empat:
(1) Marah, orang bergerak menentang sumber frustasi.    
(2) Takut,orang bergerak meninggalkan sumber frustasi.
(3) Cinta, orang bergerak menuju sumber kesenangan.
(4) Depresi,orang menghentikan resfons-resfons terbukanya dan mengalihkan emosi  kedalam dirinya sendiri.
C. Kita membutuhkan orang lain dan kelompok untuk mmbantu satu sama lain. Kita dapat memanfaatkan kecenderungan kita untuk berkumpul bersama, agar emosi kita bisa digunakan dengan maksimal dan melindungi walau dalam keadaan kritis serta tekanan hidup
D. Teori-teori  yang muncul dalam menjelaskan sebab musabab gangguan emosional adalah teori lingkungan, teori afektif, dan teori kognitif.









DAFTAR PUSTAKA
Daniel S, Roger, Keajaiban Emosi Manusia, Think, Yogyakarta, 2008
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_emosional
Semmel, Albin, Rochelle, Emosi Bagaimana Mengenal, Menerima dan Mengarahkannya Kenisius, Yogyakarta, 1986
Sobur, Alex, Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung, 2010.





[2] Ibid.
[3]  Alex, Sobur ,  Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung, 2010, hlm 399.
[4] Ibid, hlm 410.
[5] Ibid.
[6] Ibid.
[7] Ibid,hlm 412
[8] Ibid
[9]  Ibid, hlm 418
[10] Rochelle Semmel Albin, Emosi Bagaimana Mengenal, Menerima dan Mengarahkannya, Kenisius, Yogyakarta, 1986,hlm 55

[11] Rochelle Semmel, Albin, Emosi Bagaimana Mengenal, Menerima dan Mengarahkannya, Kenisius, Yogyakarta, 1986,hlm 75.
[12]  Ibid.
[13]  Roger-Daniel S, Keajaiban Emosi Manusia, Think, Yogyakarta,2008, hlm 41
[14]  Alex, Sobur , Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung, 2010, hlm 407
[15] Ibid.
[16] Ibid, hlm 408
[17] Ibid. hlm 409

Tidak ada komentar:

Posting Komentar