BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Di
dalam kehidupan kita emosi kerap
dianggap kalah penting dari pada pikiran. Tetapi dalam kenyataannya, hidup kita
tidak pernah bebas dari pengaruh emosi. Emosi terkadang mendatangkan
kesenangan, tetapi juga kesusahan, karena emosi cukup sulit untuk dikendalikan.
Untuk memperjelas apa yang dimaksud
dengan emosi, macam-macam emosi serta bagaimana memanfaatkan emosi dengan baik.
Makalah ini bermaksud untuk membantu pembaca untuk bisa memahami beberapa
ulasan tentang kecerdasan emosi. Dan akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua dan khususnya bagi kami selaku pemakalah.
2. RUMUSAN MASALAH
A.
Apa yang di maksud dengan emosi?
B.
Apa saja macam-macam emosi itu?
C.
Bagaimana memanfaatkan emosi dengan baik?
D.
Apa gangguan emosi itu?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Hakekat
Emosi
Kecerdasan emosional atau
yang biasa dikenal dengan EQ (bahasa
Inggris: emotional quotient) adalah kemampuan
seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta
mengontrol emosi
dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan
terhadap informasi
akan suatu hubungan.
Sedangkan, kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk memberikan
alasan yang valid akan suatu hubungan. Kecerdasan emosional (EQ) belakangan ini
dinilai tidak kalah penting dengan kecerdasan intelektual
(IQ). Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih
penting daripada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi
terhadap kesuksesan seseorang[1]
Menurut Howard Gardner (1983)
terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan
mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain,
mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat
menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri.[2]
Dari mana emosi itu muncul, Apakah dari pikiran atau dari tubuh? Agaknya,
tak seorangpun yang bisa menjawabnya dengan pasti. Ada yang mengatakan tindakan
dulu (tubuh), baru muncul emosi. Ada pula yang mengatakan emosi dulu (pikiran), baru muncul tindakan.
Kita tidak mungkin memisahkan tindakan dan emosi, karena keduanya merupakan
bagian dari keseluruhan. Meskipun begitu, ada prinsip yang bisa kita pegang,
yaitu emosi akan menjadi semakin kuat bila diberi ekspresi fisik (Wedge, 1995).
Misalkan saja, bila seseorang marah, lantas mengepalkan tinju, memaki-maki dan
membentak-bentak, dia tidak mengurangi rasa amarahnya, tetapi justru kian
menjadi marah. Sebaliknyanya, bila ia menghadapinya dengan cukupp santai, dan
berupaya mengendorkan otot-ototnya yang tegang, kemarahannya akan segera reda.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa gangguan emosional tidak akan timbul,
apabila orang dalam keadaan sepenuhnya santai.[3]
2.
Macam-macam
Emosi
Atas dasar aktivitasnya, tingkah laku
emosional dapat dibagi menjadi empat macam,yaitu: (1)Marah, orang bergerak menentang
sumber frustasi: (2)Takut,orang bergerak meninggalkan sumber frustasi;
(3)Cinta, orang bergerak menuju sumber kesenangan;(4)Depresi,orang menghentikan
resfons-resfons terbukanya dan mengalihkan emosi kedalam dirinya sendiri
(Mahmud,1990:167).[4]
Dari hasil penelitiannya, John B. Watson
(dalam Mahmud, 1990) menemukan bahwa tiga dari keempat respons emosional
tersebut terdapat pada anak-anak, yaitu: takut,marah,dan cinta.[5]
A.
Takut
Pada dasarnya, rasa takut itu bermacam-macam.Ada
yang timbul karena anak kecil sering ditakut-takuti atau karena berlakunya
berbagai pantangan di rumah. Akan tetapi, ada juga rasa takut “naluriah” yang
terpendam dalam hati sanubari setiap insan .seperti, rasa takut akan kegelapan
, takut berada di tempat sepi tanpa teman atau yang lainnya.[6]
B.
Marah
Pada umumnya, luapan kemarahan lebih
sering terlihat ketimbang rasa takut.kemarahan selalu kita lihat berhubungan
dengan keadaan tertentu.kemarahan bisa juga timbul sehubungan dengan keadaan yang sebetulnya
tidak lazim untuk menimbulkan kemarahan. [7]
Kemarahan merupakan emosi yang amat
sukar untuk menerima dan mengungkapkannya. Rasamarah merupakan menunjukkan
bahwa perasaan kita tersinggung oleh seseorang, bahwa seseorang sudah tidak
baik. Pada waktu kita tidak mau mengakui perasaan marah atau tidak mau
mengungkapkannya, perasaan marah itu mengumpal atau berkumpul.jika kita
memendamnya, perasaan marah itu lama
kelamaan akan menghilangkan tenaga dan semangat kita, dan perasaan itupun akan
meledak dan membuat kita sendiri dan orang lain terkejut. Perasaan marah
merupakan bagian dari kemanusiaan kita,dan bagian dari lelasi kita dengan orang
lain.[8]
C.
Cinta
Apakah cinta? Sesungguhnya betapa
sulitnya kita menjelaskan kata yang satu ini. Sama halnya ketika kita harus
mendefinisikan ihwal kebahagiaan.cinta kasih adalah ibarat fundamen pendidikan
secara keseluruhan.tanpa curahan kasih pendidikan yang ideal tidak mungkin bias
dijalankan.[9]
Cinta merupakan emosi yang membawa
kebahagiaan yang terbesar dan perasaan puas yang sangat dalam. Perasaan cinta
dapat dialami secara mendalam dan mempengaruhi hidup kita. apa yang disebut
dengan “jatuh cinta” menggambarkan apa yang dialami seseorang ketika sedang
dikuasai emosi cinta yang hebat.[10]
3. Memanfaatkan Emosi dengan Baik
Menyembunyikan atau menyatakan emosi.
Rasa cinta dan rasa gembira ingin kita
nyatakan kepada orang lain. Sebaliknya rasa salah,rasa malu dan benci cenderung
kita sembunyikan. Kita masing-masing berbeda dalam kemampuan dan kemauan untuk
membicarakan emosi kita dengan orang lain.banyak orang memandang emosi seperti
rasa marah, rasa bersalah, rasa malu, iri dan benci sebagai emosi yang jelek.
Mereka senang hanya menyatakan rasa gembira dan rasa cinta, tetapi rasa yang di
anggap “jelek” disimpan saja. Hal ini yang menyebabkan rasa emosi itu bertambah
sulit untuk di tanggung. Karena perasaan itu tidak dinyatakan sukar bagi kita
untuk mengerti bahwa bukan hanya kita sendiri yang mengalami emosi seperti itu,
melainkan setiap orang. [11]
Kita membutuhkan orang lain dan kelompok
yang menolong satu sama lain sangat berfaedah bagi kita. Kita dapat memanfaatkan
kecenderungan kita untuk berkumpul bersama, untuk menolong kita mempergunakan
emosi kita dengan baik dan melindungi dalam keadaan kritis serta tekanan hidup.[12]
Emosi fositif dapat mempererat hubungan. Emosi yang fositif bisa memberikan
kenikmatan yang hakiki yang bersumber dari interaksi antara orang per orang.
Kita bisa menikmati pengalaman bernegosiasi dan keuntungan personal dari
persahabatan. Kita bisa berbicara dengan lebih menyenangkan tanpa dihantui oleh
rasatakut mendapat serangan dari orang lain.[13]
4.
Gangguan
Emosional
Sekarang ini banyak teori muncul untuk
mencoba menjelaskan sebab musabab gangguan emosional. Teori-teori tersebut
dapat dikelompokkan dalam tiga kategori: lingkungan, afektif, dan kognitif
(hauck, 1967).[14]
A.
Teori
Lingkungan
Teori lingkungan ini menganggap bahwa
penyakit mental diakibatkan oleh berbagai kejadian yang menyebabkan timbulnya
stres. Pandangan tersebut beranggapan bahwa kejadian ini sendiri adalah
penyebab langsung dari ketegangan emosi. Teori ini sama sekali tidak bisa
menjelaskan mengapa pada suatu waktu kejadian tertentu membawa kesedihan,
tetapi tidak demikian pada saat lain. Atau, mengapa seseorang bisa bersikap
sangat tenang terhadap kejadian yang
tidak menguntungkan, sedangkan orang lain bila berhadapan dengan kejadian yang
sama akan mengalami kecemasan. [15]
B. Teori Afektif
Pandangan professional yang paling luas
dianut mengenai gangguan mental adaalah pandangan yang berusaha menemukan
pengalaman emosional bawah sadar yang dialami seorang anak bermasalah dan
kemudian membawa ingatan yang di lupakan dan ditakuti ini ke alam sadar,
sehingga dapat dilihat dari sudut yang lebih realistik. [16]
C. Teori Kognitif
Sekarang ini,hanya satu teori kognitif utama yang patut dibicarakan,
yakni”Psikoterapi Rasional Emotif” yang di temukan oleh Albert Ellis (1962).
Menurut teori ini, penderitaan mental tidak disebabkan langsung oleh masalah
kita atau perasaan bawah sadar kita akan masalah tersebut, melainkan dari
pendapat yang salah dan irasional, yang disadari maupun tidk disadari akan
masalah-masalah yang kita hadapi.[17]
5. Kesimpulan
A. Kecerdasan
emosional adalah kemampuan
seseorang untuk menerima,
menilai,
mengelola,
serta mengontrol emosi
dirinya dan orang lain di sekitarnya.
B.
Macam-macam emosi terbagi menjkadi empat:
(1) Marah, orang bergerak menentang sumber frustasi.
(2) Takut,orang bergerak meninggalkan sumber
frustasi.
(3) Cinta, orang bergerak menuju sumber kesenangan.
(4) Depresi,orang menghentikan
resfons-resfons terbukanya dan mengalihkan emosi kedalam dirinya sendiri.
C. Kita membutuhkan orang lain dan
kelompok untuk mmbantu satu sama lain. Kita dapat memanfaatkan kecenderungan
kita untuk berkumpul bersama, agar emosi kita bisa digunakan dengan maksimal
dan melindungi walau dalam keadaan kritis serta tekanan hidup
D. Teori-teori yang muncul dalam menjelaskan sebab musabab
gangguan emosional adalah teori lingkungan, teori afektif, dan teori kognitif.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel S, Roger, Keajaiban Emosi Manusia, Think,
Yogyakarta, 2008
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_emosional
Semmel, Albin,
Rochelle, Emosi Bagaimana Mengenal,
Menerima dan Mengarahkannya Kenisius, Yogyakarta, 1986
Sobur, Alex, Psikologi Umum, Pustaka Setia,
Bandung, 2010.
[2] Ibid.
[3] Alex, Sobur , Psikologi Umum, Pustaka
Setia, Bandung, 2010, hlm 399.
[4] Ibid, hlm 410.
[5] Ibid.
[6] Ibid.
[7] Ibid,hlm 412
[8]
Ibid
[9] Ibid,
hlm 418
[10]
Rochelle Semmel Albin, Emosi Bagaimana
Mengenal, Menerima dan Mengarahkannya, Kenisius, Yogyakarta, 1986,hlm 55
[11] Rochelle
Semmel, Albin, Emosi Bagaimana Mengenal,
Menerima dan Mengarahkannya, Kenisius, Yogyakarta, 1986,hlm 75.
[12] Ibid.
[13] Roger-Daniel S, Keajaiban Emosi Manusia, Think, Yogyakarta,2008, hlm 41
[14]
Alex, Sobur , Psikologi Umum,
Pustaka Setia, Bandung, 2010, hlm 407
[15] Ibid.
[16] Ibid, hlm 408
[17] Ibid. hlm 409
Tidak ada komentar:
Posting Komentar