menu

Kamis, 16 Mei 2013

Pendidikan Islam dalam Pandang Fajlur Rahman



Oleh : Dyesi Kumalasari, Dkk

BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara masalah pendidikan tidak akan pernah terlepas dari yang namanya pengaruh luar. Islam sebagai salah satu agama yang besar perlu menempatkan diri dalam peta perjalanan manusia. Perkembangan Islam pun tidak serta merta tumbuh tanpa adanya usaha untuk mencapai hal tersebut. Sebab, semua yang terjadi tidak akan pernah terlepas dari yang namanya ’pendidikan’. Oleh karena itulah dalam rangka mengkonstruksi akan ajaran yang ada pada jati diri islam perlu adanya usaha melacak sejarah akan rekonstruksi yang telah dilakukan oleh pendahulu kita.
Fazlur Rahman merupakan slah satu tokoh pembaharuan dalam pendidikan Islam, dimana banyak sekali pemikiran-pemikiran Fazlur Rahman tentang pendidikan Islam yang bisa kita pelajari lebih lanjut. Untuk lebih memahami tentang pemikiran-pemikiran fazlur rahman tentang pendidikan Islam dalam makalah ini pemakalah akan membahas tentang pemikiran filosofis Fazlur Rahman dalam pendidikan Islam. Dengan kita mempelajari pemikiran filosofi Fazlur Rahman semoga kita dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang teori-teori islam pada zaman dahulu. Karena dengan kita memahami pendidikan Islam pada zaman dahulu atau pada tokoh-tokoh islam kita dapat mencari kekurangan dan kelebihan pendidikan islam pada masa sekarang.
  

BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Fazlur Rahman
Dari literatur yang ada menyebutkan bahwa Fazlur Rahman lahir pada 21 September 1919 di anak benua India, sebuah daerah yang kini terletak di barat laut Pakistan.[1] Ia tumbuh dan berkembang dalam kultur pendidikan tradisional sampai ia mencapai usia 35 tahun. Fazlur Rahman berasal dari keluarga yang bermahzab Hanafi, salah satu mahzab sunni yang memiliki corak rasional.
Sebagai lazimnya masyarakat muslim pada saat itu, Fazlur Rahman mempelajari ilmu-ilmu Islam secara formal di Madrasah Deoband. Selama di Pakistan, ia mendapat pendidikan tradisional dari Ayahnya, seorang ulama Deoband. Setelah menamatkan pendidikan menengah di madrasah tersebut, ia melanjutkan studi di Departemen Ketimuran Universitas Punjab. Pada tahun 1942, ia berhasil menyelesaikan pendidikan di universitas tersebut dengan meraih gelar Master of Art (MA) dalam sastra Arab.
Fazlur Rahman mengenyam pendidikan formal dilingkungan tradisionalis, namun ia memiliki sikap kritis, yang mana sikapnya itu mengantarkan dirinya menjadi seorang pemikir yang berbeda dengan kebanyakan alumni madrasah. Sikap itu yang menggambarkan ketidakpuasannya terhadap sistem edukasi Islam tradisional, terpancar dari semangatnya untuk melanjutkan studi ke Barat, yaitu ke Oxford University di Inggris.
Keputusan Fazlur Rahman untuk meneruskan studi ke negeri Barat adalah hal yang kontroversional di kalangan ulama Pakistan pada saat itu. Sebab pada waktu itu Barat di apresiasi oleh sebagian besar masyarakat Pakistan secara negatif, terutama di kalangan ulamanya. Hal tersebut disebabkan Barat dianggap sebagai musuh yang membahayakan Islam baik dari segi moral maupun ideologis. Keputusannya untuk melanjutkan studi ke Barat, ini berdasarkan atas kondisi objektif masyarakatnya yang secara iklim intelektual belum begitu membebaskan dan masih sangat konsevatif. Dengan kata lain ilmu yang berkembang belum mampu menembus substansi keilmuan, belum mampu menegasikan pandangan-pandangan konservatif yang diskriminatif dan membelenggu.
Faktor lain yang memotivasi Fazlur Rahman adalah dinamika keilmuan di Barat begitu progresif, dimana semangat rasionalitas berkembang sangat pesat, tidak hanya dalam bidang sains namun juga kemajuan intelektualisme dalam bidang filsafat.[2] Kemajuan intelektualisme di Barat dapat dijumpai pada beberapa institusi akademis dengan tingginya frekuensi pendidikan yang melahirkan beberapa penemuan atau teori dan sejumlah pakar atau guru besar. Sebagai contoh tokoh yang menekuni dan memiliki spesialisasi dalam studi keislaman adalah Ignaz Golghizer, Josep Schath, Gibb, NJ. Coulson dan masih banyak lainnya.
Keinginan belajar ke Barat terlaksana pada tahun 1946 yaitu di Oxford University Inggris satu tahun sebelum Pakistan merdeka. Di tempat tersebut, selain mengikuti kuliha-kuliah resmi, ia juga mempelajari beberapa bahasa asing seperti Bahasa Latin, Bahasa Yunani, Inggris, Perancis dan Jerman. Kemahirannya dalam bahasa asing tersebut sangat membantu upayanya dalam mendalami dan memperluas wawasan keilmuan terutama dalam spesialisasi studi literatur keislaman yang ditulis oleh para orientalis.[3]
Dalam perjalanan karir akademisnya, ia pernah menjadi dosen di Universitas Mac Gill, Canada, 1958 dan sebelumnya pernah menjadi dosen di Durhan University Inggris. Ketika di Inggris ia mengarang buku berjudul Prophecy in Islam: Philosopy and Ortodoxi yang di terbitkan ketika ia berada di Canada. Adapun pengabdiannya secara institusional terdapat di sentral pengabdian, yaitu Lembaga Pusat Kajian Islam (Central Instute of Islamic Research) dimana ia menjabat sebagai direktur (1962-1968), dan sebagai anggota Dewan Penasehat Ideologi Islam (The member Advisory Council of Islamic Ideology) pada tahun 1964-1968. Adapun sebagai pengajar, ia menjadi Guru Besar di Durhan University di Amerika.
B.     Karya-karya Fazlur Rahman
Dua pertemuan sistem edukasi, pendidikan tradisional Islam di Pakistan dan pendidikan modern di Barat, telah menghantarkan Fazlur Rahman menjadi seorang pemikir dan intelektual Muslim modern yang cukup produktif. Hal ini disebabkan, karena pertemuan dua sistem pendidikan itu merupakan latar belakang edukatif yang kondusif  dalam menyokong ide-ide dan pemikiran Fazlur Rahman.
Pakistan yang didominasi oleh pemikiran ulama tradisionalis dengan serangkaian kontradiksi dan perdebatan pemikiran dan politik sekitar permasalahan pola hubungan antara negara, hukum,dan Islam merupakan ibarat pekerjaan rumah dan menjadi tantangan bagi Fazlur Rahman. Baginya iklim ilmiah yang dikembangkan di Barat merupakan sarana dan prasarana dalam mengembangkan kebebasan  berfikir untuk mencari jawaban isu-isu keislaman secara modern dan ilmiah. Di samping itu, keilmuan Barat yang dikembangkan oleh para orientalis, juga merupakan tantangan pemikiran Fazlur Rahman.
Sepanjang karir intelektualnya, Fazlur Rahman telah menghasilkan lima buah buku selain disertasi doktoralnya, dan tidak kurang dari 50 artikel yang dimuat di beberapa jurnal internasional.[4] Namun dalam penelitian ini hanya akan ditelusuri karya-karya yang berupa buku dan akan diberi ulasan secara singkat.
Adapun buku-buku tersebut antara lain:
1.      Prophecy in Islam: Philosopy and Ortodoxy.
Buku ini merupakan karya Fazlur Rahman sewaktu menjadi staf pengajar di Durhan University Inggris, dan diterbitkan ketika ia menjadi dosen di Mc Gill University Canada, 1958. Penulisan ini merupakan hasil dari pergulatan pemikira filsafat Islam Fazlur Rahman dan juga dilatarbelakangi oleh realitas bahwa sarjana muslim modern masih kurang menaruh minat terhadap masalah doktrin kenabian. Karya ini adalah sajian dan ajakan Fazlur Rahman terhadap kalangan intelektual muslim untuk berfikir secara rasional tentang kajian religio-filosofis Islam.
2.      Islamic Methodology in History.
Buku ini diterbitkan di Pakistan oleh Central Islamic Research Institution (Lembaga Pusat Kajian Islam), 1965. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Anas Mahyudin, dengan judul Membuka Pintu Ijtihad, yang diterbitkan oleh Penerbit Pustaka. Secara garis besar buku ini mengkaji tentang prinsip pokok metodologi pemikiran Islam yakni prinsip harus kembali kepada al-Qur’an dan as-Sunnah, yang mana kembali kepada kedua sumber itu, ia memiliki konsep tersendiri dalam memaknainya yang berbeda dengan kebanyakan intelektual muslim lainnya.
Selain itu, karya tersebut juga mengkaji secara mendalam tentang konsep ijma, dan ijtihad. Ijtihad ini juga dikaitkan dengan meminjam istilah Arkoun “sistem nalar Islami” yang harus ada dalam sebuah proses pendidikan. Dalam buku tersebut sistem nalar Islam kalangan intelektual muslim, dan sistem pendidikan Islam selama ini banyak mendapat kritik dan masukan yang ideal tentang proses pendidikan Islam.[5]
3.      Islam
Buku Islam ini diterbitkan oleh The Anchor Book, New York, 1968, yang kemudian dicetak ulang oleh The Chicago University Pres, 1979. Buku ini dialih bahasakan ke dalam bahasa Indonesia oleh Ahsin Muhamad dengan judul yang sama Islam, dan diterbikan oleh penerbit Pustaka. Buku ini menyajikan tentang perkembangan Islam secara umum dari mulai masa kewahyuan ajaran Islam sampai jaman pembaharuan. Buku ini lebih menekankan pada kajian historis yang dilengkapi dengan keberadaan aspek-aspek pemikiran keislaman serta dinamikanya. Ada banyak kritik historis dalam buku ini, sebagai kontribusi Fazlur Rahman dalam rangka pembaharuan pemikiran Islam.[6]
4.      Islam and Modernity: Transformation and Intelektual Tradition
Buku tersebut ditulis Fazlur Rahman pada tahun 1977 dan selesai pada tahun 1978 yang kemudian diterbitkan oleh The University of Chicago Press,
Diterjemahkan oleh Ahsin Muhammad dengan judul Islam dan Modernitas: Tentang Transformasi Intelektual. Fokus buku ini terpusat pada kajian dan kritik Fazlur Rahman terhadap sistem pendidikan Islam. Buku tersebut menyuguhkan kajian analisis kritik tentang perkembangan pendidikan Islam, metodologi pembaharuan dan aspek-aspek pemikirannya. Kajiannnya meliputi pertimbangan-pertimbangan teoritik konsepsional pembaharuan pendidikan Islam sebagai upaya untuk menuju modernisme Islam yang lebih praktis. Isi buku ini juga mendeskripsikan berbagai sistem pendidikan Islam yang terdapat di dunia Islam yang disertai dengan kritik-kritik serta alternatif pemecahan dalam menyelesaikan persoalan pendidikan Islam.[7]

5.      Major Themes of The Qur’an
Buku ini diterbitkan oleh Bibleotheca Islamica, Mineapolis, Chicago, 1980. Dalam edisi Indonesia diterjemahkan oleh Anas Wahyudin, dengan judul Tema pokok al-Qur’an, diterbitkan oleh penerbit Pustaka, 1983. Karya ini merupakan aplikasi konsep metodologi Fazlur Rahman. Buku ini memberi penjelasan dan deskripsi secara utuh tentang Tuhan dan makhluk ciptaan-Nya, baik yang bersifat transenden maupun ekologis, dengan sebuah uraian yang konsisten dan komprehensif.[8]
  
C.    Epistimologi dan Metodologi Fazlur Rahman

1.      Epistimologi Fazlur Rahman
a.       Pengertian Pengetahuan
Menurut Fazlur Rahman pengetahuan adalah proses untuk sampai pada keadaan tahu. Pengetahuan itu bukan merupakan suatu cermin kenyataan pasif, melainkan suatu proses berkelanjutan. Oleh karena itu pengetahuan dapat diperoleh melalui proses learning, thinking, atau experiencing.[9]
b.      Karakteristik Pengetahuan
Karakteristik pengetahuan menurut Fazlur Rahman ada tiga, yaitu:
1)   Pengetahuan diperoleh melalui observasi dan eksperimen
2)   Pengetahuan selalu berkembang dan bersifat dinamis
3)   Pengetahuan merupakan kesatuan yang bersifat organic.
c.       Klasifikasi pengetahuan
Klasifikasi pengetahuan menurut fazlur Rahman ada tiga jenis, yaitu pengetahuan tentang alam, sejarah dan manusia didasarkan pada al-Qur’an yang menyebut ketiga hal tersebut.
d.      Sumber dan Proses Memperoleh Pengetahuan
Menurut Fazlur rahman sumber pengetahuan ada tiga yaitu, alam, manusia, dan sejarah. Sedangkan, proses untuk memperoleh pengetahuan yaitu melalui metode observasi dan eksperimen.
e.       Kebenaran Pengetahuan
Menurut Fazlur rahman ada dua kebenaran yaitu kebenaran wahyu dan akal. Dimana kebenaran wahyu bersifat mutlak, sedangkan kebenaran akal bersifat relative dan tentatife. Akan tetapi diantara keduanya tidak akan terjadi pertentangan selama akal digunakan dengan  betul.
2.      Metodologi Fazlur rahman
Tiga metodologi yang dikembangkan oleh fazlur rahman adalah
a.       Metode Kritik sejarah (The Critical History Methode)
Yang ditekankan dalam metode ini adalah pengungkapan nilai-nilai yang terkandung dalam sejumlah data sejarah, bukan peristiwa sejarah itu sendiri.
b.      Metode Penafsiran Sistematis (the systematic interpretation method)
Menurut Fazlur Rahman metode ini terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
1.      Pendekatan historis untuk menemukan makna teks al-Qur’an dalam bentangan karier dan perjuangan Nabi
2.      Membedakan antara ketetapan legal dan sasaran serta tujuan al-Qur’an
3.      Memahami dan menetapkan sasaran al-Qur’an dengan memperhatikan secara penuh latar belakang sosiologisnya.
c.       Metode Suatu Gerakan Ganda
Metode ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu; membawa problem-problem social untuk dicarikan solusinya pada al-Qur’an atau memaknai al-Qur’an dalam konteknya dan memproyeksikannya kepada situasi sekarang. Selain itu dalam metode ini juga menawarkan metode berfikir yang terdiri atas dua gerakan, yaitu: metode berfikir dari yang khusus kepada yang umum (induktif) dan metode berfikir dari yang umum kepada yang khusus (deduktif).[10]

D.    Pendidikan Islam Menurut Fazlur Rahman
                 Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman bukan sekedar perlengkapan dan peralatan fisik atau kuasai fisik pengajaran seperti buku-buku yang diajarkan ataupun struktur eksternal pendidikan, melainkan sebagai intelektualisme Islam. Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman  dapat juga dipahami sebagai proses untuk menghasilkan manusia (ilmuwan) integrative, yang padanya terkumpul sifat-sifat seperti kritis, kreatif, dinamis, inovatif, progresif, adil, jujur, dan sebagainya.
                 Dengan mendasarkan pada al-Qur’an tujuan pendidikan menurut Fazlur Rahman adalah untuk mengembangkan manusia sedemikian rupa sehingga semua pengetahuan yang diperoleh akan menjadi organ pada keseluruhan pribadi yang kreatif, yang memungkinkan manusia untuk memanfaatkan sumber-sumber alam untuk kebaikan umat manusia dan untuk menciptakan keadilan, kemajuan, dan keteraturan dunia.
Dalam proses rekontrusi Islam ini Fazlur Rahman merumuskan sebuah konsep pendidikan, maka yang perlu di perbaharui adalah;
1.      Tujuan pendidikan
Tujuan adalah suasana ideal yang ingin diwujudkan. Pendidikan Islam bertujuan pada terbentuknya kepribadian muslim, kematangan dan integritas pribadi.[11] Menurut Fazlur Rahman, untuk melakuakan perbahan maka yang harus dilakukan adalah; Pertama, pendidikan islam harus di orientasiakan kepada kehidupan dunia dan akhirat sekaligus bersumber dari al-Qur’an. Fazlur Rahman mengatakan bahwa tujuan pendidikan dalam pandangan al-Qur’an adalah untuk mengembangkan kemampuan inti manusia dengan cara sedemikian rupa sehingga seluruh ilmu pengetahuan yang di perolehnya akan menyatu dengan kepribadian kreatifnya.[12] Kedua, beban psikologis umat Islam dalam menghadapi barat harus segera dihilangkan. Untuk itu Fazlur Rahman mengajukan agar dilakukan kajian Isalam menyeluruh secara historis  dan sistematis mengenai perkembangan  disiplin-disiplin ilmu Islam, seperti teologi, hukum, etika, hadis, ilmu sosial dan cabang keilmuan lainnya. Sebab, hal inilah yang memberi kontinuitas kepada wujud intelektualitas dan spiritual masyarakat.
2.      Sistem pendidikan
Sistem pendidikan Islam yang dikotomis, yakni memisahkan antara ilmu-ilmu agama dengan umum sangat tidak menguntungkan, bahkan berakibat pada kemunduran Islam. Maka, menurut Fazlur Rahman, solusi untuk keluar dari kemelut sistem pendidikan Islam yang dikotomi adalah menghilangkan dikotomi pendidikan Islam dengan cara mengintergrasikan antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu secara organis dan menyeluruh, sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan itu terintegrasi dan tidak dapat dipisah-pisahkan.[13] Dengan demikian, dalam kurikulum maupun silabus pendidikan Islam harus tercangkup baik ilmu-ilmu umum seperti ilmu sosial, ilmu alam, sejarah dan lainnya yang di dalamnya terdapat ilmu agama.



KESIMPULAN
Dua pertemuan sistem edukasi, pendidikan tradisional Islam di Pakistan dan pendidikan modern di Barat, telah menghantarkan Fazlur Rahman menjadi seorang pemikir dan intelektual Muslim modern yang cukup produktif. Hal ini disebabkan, karena pertemuan dua sistem pendidikan itu merupakan latar belakang edukatif yang kondusif  dalam menyokong ide-ide dan pemikiran Fazlur Rahman.
Adapun buku atau karya-karya Fazlur Rahman adalah :
1.      Prophecy in Islam: Philosopy and Ortodoxy.
Buku ini merupakan karya Fazlur Rahman sewaktu menjadi staf pengajar di Durhan University Inggris, dan diterbitkan ketika ia menjadi dosen di Mc Gill University Canada, 1958. Penulisan ini merupakan hasil dari pergulatan pemikira filsafat Islam Fazlur Rahman dan juga dilatarbelakangi oleh realitas bahwa sarjana muslim modern masih kurang menaruh minat terhadap masalah doktrin kenabian. Karya ini adalah sajian dan ajakan Fazlur Rahman terhadap kalangan intelektual muslim untuk berfikir secara rasional tentang kajian religio-filosofis Islam.
Islamic Methodology in History.
2.      Major Themes of The Qur’an
Buku ini diterbitkan oleh Bibleotheca Islamica, Mineapolis, Chicago, 1980. Dalam edisi Indonesia diterjemahkan oleh Anas Wahyudin, dengan judul Tema pokok al-Qur’an, diterbitkan oleh penerbit Pustaka, 1983. Karya ini merupakan aplikasi konsep metodologi Fazlur Rahman. Buku ini memberi penjelasan dan deskripsi secara utuh tentang Tuhan dan makhluk ciptaan-Nya, baik yang bersifat transenden maupun ekologis, dengan sebuah uraian yang konsisten dan komprehensif.
Sedangkan pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman
1.      Tujuan pendidikan
Tujuan adalah suasana ideal yang ingin diwujudkan. Pendidikan Islam bertujuan pada terbentuknya kepribadian muslim, kematangan dan integritas pribadi. Menurut Fazlur Rahman, untuk melakuakan perbahan maka yang harus dilakukan adalah; Pertama, pendidikan islam harus di orientasiakan kepada kehidupan dunia dan akhirat sekaligus bersumber dari al-Qur’an. Fazlur Rahman mengatakan bahwa tujuan pendidikan dalam pandangan al-Qur’an adalah untuk mengembangkan kemampuan inti manusia dengan cara sedemikian rupa sehingga seluruh ilmu pengetahuan yang di perolehnya akan menyatu dengan kepribadian kreatifnya. Kedua, beban psikologis umat Islam dalam menghadapi barat harus segera dihilangkan. Untuk itu Fazlur Rahman mengajukan agar dilakukan kajian Isalam menyeluruh secara historis  dan sistematis mengenai perkembangan  disiplin-disiplin ilmu Islam, seperti teologi, hukum, etika, hadis, ilmu sosial dan cabang keilmuan lainnya. Sebab, hal inilah yang memberi kontinuitas kepada wujud intelektualitas dan spiritual masyarakat.
2.      Sistem pendidikan
Sistem pendidikan Islam yang dikotomis, yakni memisahkan antara ilmu-ilmu agama dengan umum sangat tidak menguntungkan, bahkan berakibat pada kemunduran Islam. Maka, menurut Fazlur Rahman, solusi untuk keluar dari kemelut sistem pendidikan Islam yang dikotomi adalah menghilangkan dikotomi pendidikan Islam dengan cara mengintergrasikan antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu secara organis dan menyeluruh, sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan itu terintegrasi dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Dengan demikian, dalam kurikulum maupun silabus pendidikan Islam harus tercangkup baik ilmu-ilmu umum seperti ilmu sosial, ilmu alam, sejarah dan lainnya yang di dalamnya terdapat ilmu agama.

  

DAFTAR PUSTAKA

Dr.Sutrisno,M.Ag.Fazlur Rahman (Kajian terhadap metode, Epistimologi dan system pendidikan).2006.Yogyakarta:Pustaka pelajar
Fazlur Rahman, IslamBandung: Pustaka, 2000
Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas Tentang Transformasi IntelektualBandung: Pustaka, 2000
Fazlur Rahman, Membuka Pintu IjtihadBandung: Pustaka, 1995
Fazlur Rahman, Tema Pokok al-Qur’anBandung: Pustaka. 1996
Islam Fazlur Rahman.2000.Bandung:Pustaka.(Alih bahasa:Ahsin Mohammad)
http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/06/hermeneutika-fazlur-rahman.html (Diakses hari minggu,18November 2012, pukul: 19.15)
http://gmail-firmansyah.blogspot.com/2009/12/pemikiran-fazlur-rahman.html (Diakses hari minggu,18November 2012, pukul: 19.20)
Muhaimin, dkk, Kontroversi Pemikiran Fazlur Rahman : Studi Kritis Pembaharuan Pendidikan Islam Cirebon: Dinamika, 1999



[1] Muhaimin, dkk, Kontroversi Pemikiran Fazlur Rahman : Studi Kritis Pembaharuan Pendidikan Islam (Cirebon: Dinamika, 1999), hlm. 11
[2] Ibid, hlm. 18
[3] Ibid, hlm. 19-20
[4]Muhaimin, dkk, 1999 21
[5] Fazlur Rahman, Membuka Pintu Ijtihad (Bandung: Pustaka, 1995), hlm 136-212
[6] Fazlur Rahman, Islam (Bandung: Pustaka, 2000)
[7] Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas Tentang Transformasi Intelektual (Bandung: Pustaka, 2000)
[8] Fazlur Rahman, Tema Pokok al-Qur’an (Bandung: Pustaka. 1996)
[9] Ibid,hlm. 96
[11] Ibid., hlm. 103
[12] Ibid., hlm. 105
[13] Ibid., hlm. 109
- See more at: http://rouf-artikel.blogspot.com/2012/12/pemikiran-fazlur-rahman-tentang.html#sthash.UtfBTDXi.dpuf lihat lebih jelas di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar